- اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَاجٍۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
- innā khalaqnal-insāna min nuṭfatin amsyājin nabtalīhi fa ja'alnāhu samī'an baṣīrāSungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat Glosarium: Sungguh sesungguhnya, menciptakan, manusia, air mani, menguji, mendengar, melihat
Tafsir Quran
Surat Al-Insan Ayat 2
2. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari air mani yang bercampur dari
air lelaki dan air wanita, Kami mengujinya dengan beban taklif yang kami
wajibkan atasnya, lalu Kami jadikan ia bisa mendengar dan melihat agar dia
menjalankan syariat yang kami bebankan kepadanya.
Tafsir
Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
2-3. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari setetes air yang merupakan
gabungan antara sperma laki-laki dan sperma perempaun. Kami mengujinya dengan
beban-beban syariat sesudah itu, karena itu Kami membuatnya mendengar dan
melihat agar dia mendengar ayat-ayat dan melihat bukti-bukti. Sesungguhnya Kami
menjelaskan dan mengenalkan kepadanya jalan hidayah dan kesesatan, kebaikan dan
keburukan, agar dia menjadi Mukmin yang bersyukur atau kafir yang pengingkar.
Tafsir
Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
(yang bercampur)
Yakni campuran antara mani laki-laki dan mani perempuan. Pendapat lain
mengatakan: yakni dari berbagai campuran, sebab ia berasal dari berbagai unsur
yang menjadi bahan penciptaan manusia dengan tabiat yang berbeda-beda.
(yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan))
Yakni Kami menciptakannya karena Kami ingin mengujinya dengan kebaikan dan
keburukan serta dengan beban syariat.
(karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat)
Yakni Kami menciptakan baginya panca indra agar memudahkannya untuk
memahami, sehingga memungkinkan untuk diberi ujian dan cobaan.
Zubdatut Tafsir
Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir
Universitas Islam Madinah
2. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia (anak Adam) dari setetes mani,
yang bercampur. Mani laki-laki dan mani perempuan bercampur jadi satu. Kami
akan menguji mereka dengan perintah dan larangan. Artinya, Kami menciptakan
mereka untuk diuji dengan tanggung jawab tentang kebaikan dan keburukan,
sehingga Kami jadikan mereka dapat melihat dan mendengar. Kelak, pada hari
kiamat akan Kami mintai pertanggungjawaban atas bukti dan ayat-ayat yang telah
mereka dengar dan saksikan
Tafsir Al-Wajiz /
Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
1-2. Allah mengabarkan bahwasanya telah lalu penciptaan manusia dan yang
pertama kali adalah Adam, yaitu pada waktu ia (Adam) masih berupa jasad mati
tanpa ruh di dalamnya. Dikatakan : Bahwasanya waktu (menjadi jasad tanpa ruh)
adalah empat puluh tahun, baru kemudian ditiupkan ruh padanya. Allah
menjelaskan bahwa penciptaan manusia adalah dari air manis laki-laki dan
perempuan yang bercampur. Percampuran ini adalah yang kemudian berubah menjadi
janin. Kemudian Allah mengujinya dengan dibebankannya syariat setelah
sempurnanya proses tidur panjangnya (di rahim); Dimana Allah menjadikannya
berakal yang memiliki ciri khas mendengar dan melihat; Untuk mendengar hujjah
dan bukti-bukti yang menunjukkan atas Sang Pencipta (Allah). Pada surat ini
dijelaskan proses penciptaan manusia yang mulia; Dimana Allah menciptakan Adam
pertama kali, kemudian Allah ciptakan air mani yang menjadi cikal bakal
diciptakannya seluruh manusia.
An-Nafahat
Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
2. Selanjutnya pada saat Allah hendak menciptakan manusia, Allah
menciptakan bapak moyang manusia, Adam, dari sari pati tanah. Selanjutnya Allah
menjadikan keturunannya berseling-seling, “dari setetes mani yang bercampur,”
yaitu dari air hina lagi menjijikan, “yang Kami hendak mengujinya (dengan
perintah dan larangan)” dengan hal itu, agar Kami mengetahui apakah manusia
mengetahui dan memahami kondisi pertamanya tersebut ataukah ia melupakannya dan
tertipu oleh dirinya? Kemudian Allah menciptakannya dan memberinya kekuatan
lahir dan batin, seperti pendengaran, penglihatan, dan seluruh anggota badan.
Selanjutnya Allah menyempurnakannya yang memungkinkannya mencapai
tujuan-tujuannya.
Tafsir as-Sa'di /
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Maksudnya, bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.
Ada pula yang menafsirkan mengujinya dengan asal penciptaannya, yaitu dari
mani. Yakni agar Kami mengetahui secara nyata apakah ia ingat kepada keadaan
pertamanya dan sadar akhirnya mengikuti kebenaran dan tidak sombong ataukah ia
lupa sehingga terpedaya oleh dirinya.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mewujudkannya, menciptakan kemampuan luar dan
dalam seperti pendengaran dan penglihatan serta anggota badan yang lain, lalu
Allah menyempurnakannya dan menjadikannya tidak cacat sehingga ia dapat
mencapai maksudnya. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus rasul dan
menurunkan kitab kepadanya untuk menunjukkan jalan kepada Allah, mendorongnya
serta memberitahukan tentang apa yang akan diperolehnya ketika sampai kepada
Allah. Demikian pula Allah memberitahukan jalan yang mengarah kepada
kebinasaan, menakut-nakutinya dan memberitahukan tentang apa yang akan
didapatkannya ketika jalan itu ditempuhnya. Dia menguji manusia dengan dua
jalan itu, maka manusia terbagi menjadi dua; ada yang bersyukur kepada nikmat
Allah itu sehingga ia pun melaksanakan hak-hak-Nya yang dibebankan kepadanya,
dan ada pula yang kufur kepada nikmat Allah itu baik nikmat agama maupun dunia,
ia menolaknya, kafir kepada Tuhannya dan malah menempuh jalan yang mengarah
kepada kebinasaan.
Hidayatul Insan
bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Proses awal penciptaan manusia ditegaskan pada ayat ini. Sungguh, kami
telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yaitu dari sperma
laki-laki dan indung telur perempuan yang tujuan utamanya kami hendak
mengujinya dengan berbagai perintah dan larangan, karena itu kami jadikan dia
mendengar dengan telinganya dan melihat dengan matanya.
3. Potensi lainnya yang dianugerahkan Allah kepada manusia adalah berupa petunjuk, seperti yang ditegaskan pada ayat ini. Sungguh, kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang jelas lagi lurus tidak ada jalan yang lurus selainnya, di antara manusia ada yang bersyukur atas nikmat dan petunjuk tuhannya dan ada pula yang kufur, menutupi kebenaran dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
3. Potensi lainnya yang dianugerahkan Allah kepada manusia adalah berupa petunjuk, seperti yang ditegaskan pada ayat ini. Sungguh, kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang jelas lagi lurus tidak ada jalan yang lurus selainnya, di antara manusia ada yang bersyukur atas nikmat dan petunjuk tuhannya dan ada pula yang kufur, menutupi kebenaran dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
No comments:
Post a Comment